Sajak Wedang Ronde




SAJAK WEDANG RONDE

Tak lihatkah langit tergulung awan?
Sesaat lagi mengirimkan hujan
Tak inginkah singgah barang sebentar?

Menghirup harumnya serai, pandan, dan jahe bakar
Menggigit gurihnya kacang, kenyalnya ketan
Mencecap manisnya air penghangat badan
Sambil mengudap sepiring obrolan
Mungkin satu sore di masa depan
Kita bisa duduk bersama sambil wedangan
Sambil menghitung rambut kita yang belum jadi uban


Yogyakarta, 15 Mei 2016

*Puisi ini ditulis pada sebuah sore yang mendung sambil minum (atau makan) wedang ronde buatan saya yang kata Dewan Icip Nasional (teman-teman kos) jahenya kurang terasa. Minumnya nggak sambil baper kok.... :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSA (Perawatan Saluran Akar) (Bagian 3): Cetak Gigi dan Pasang Onlay

Cerita Gigi Bungsu Si Anak Bungsu (Bagian 2): Sakitnya Dikit, Malunya yang Nggak Ketulungan

[Review Kumpulan Cerpen] Parmin: Kebahagiaan dalam Segelas Es Krim yang Mencair