Curhat buat Sahabat: Maafin Aku Ya, Jeng....


Dear Jeng Depol, a.k.a. Devi....
Nggak terasa ya kita sahabatan hampir 8 tahun. Kita memang satu fakultas, kamu di D-3 Bahasa Jepang (dulu belum jadi Sekolah Vokasi), aku di S-1 Sastra Indonesia, tapi justru dipertemukan di Gelanggang Mahasiswa. Kita jadi dekat karena sama-sama jadi “bocah gelanggang”, anak UKM, ikut divisi tari putri UKJGS (Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta). Kita jadi semakin dekat gara-gara jadi pengurus harian, kamu jadi kepala divisi tari putri, aku jadi staf divisi inventaris dan kostum. Kita sedih bareng kalau dimarahi senior, ketawa bareng kalau ada momen-momen indah. Di luar kegiatan UKM pun kita tetap dekat. Selama kita sahabatan, ada banyak hal yang selama ini mengganjal yang perlu aku sampaikan.
Gelanggang Mahasiswa, tempat kita dipertemukan
Menari, kegiatan yang membuat kita dekat

Maafin aku ya, Jeng....
Dulu aku sok dekat waktu kita baru kenalan.... Waktu itu kita baru kenal, tapi aku udah minta tolong kepangin rambutku. Duh, Jeng, kalau ingat aku jadi malu sendiri. :3 Kok kamu dulu mau sih? Mana rambutku kriwil, susah diatur.

Maafin aku ya, Jeng....
Dulu aku sering merepotkan kamu dengan minta diantar-jemput.... Setiap mau pentas atau rapat, dulu aku sering minta tolong dijemput dan diantar ke kosku. Padahal, kosku arahnya berlawanan dengan Gelanggang Mahasiswa. Kalau pulang kemaleman, kadang aku nginep kosmu dan mengendap-ngendap biar nggak ketahuan ibu kos. Buat “bocah gelanggang”, jadi gadis malam atau gadis pagi itu biasa.
Trio Kwek-Kwek, sebutan buat kita semasa jadi bocah gelanggang

Maafin aku ya, Jeng....
Dulu aku sering bikin formasi kacau.... Aku memang agak lemot kalau harus menghafal pola lantai/formasi tari. Kalau pentas, aku sering disorientasi tempat, suka ngambil tempat orang. Kalau aku salah tempat, kamu seringnya melirik sinis ke aku sambil berbisik, “Jeng....” :D Sekarang aku udah mendingan kok, Jeng, tapi ya masih kadang-kadang lupa sih. Hehehe.

Maafin aku ya, Jeng....
Dulu aku sering jadi orang ketiga di antara kamu dan pacarmu.... Sampai akhirnya hubungan kalian berakhir......di pelaminan! :D Masih ingat waktu kita mau buka puasa bareng di Lembah UGM. Kita berjalan ke parkiran, lalu aku bertanya, “Motormu di mana?” “Dibawa masku,” katamu. Apaaaaa? Aku pun cuma bisa melotot waktu pacarmu (sekarang jadi suamimu) datang dan mengajak kita boncengan bertiga. Bukannya marah gara-gara ada aku, pacarmu malah bilang, “Ini om, tante, dan keponakan. Hehehe.” Kita bertiga pun cuma tertawa saat tukang parkirnya melihat kita bertiga dalam satu motor dengan tatapan aneh.
Duh, jadi orang ketiga :D

Berasa jadi liliput :(

Maafin aku ya, Jeng....
Aku nggak bisa jagain waktu kamu sakit. Dulu waktu masih kuliah, kamu sempat beberapa kali sakit, tapi nggak cerita sama aku. Tahu-tahu kamu bilang sudah pulang ke rumah dan dirawat orangtua. Tahun 2015 gantian aku yang sakit sampai opname. Eh, 2 minggu kemudian gantian kamu. Kamu juga nggak cerita. Sedih banget, Jeng, nggak bisa hadir di sampingmu waktu sakit.


Maafin aku ya, Jeng....
Dulu aku pernah berdoa jahat supaya kita bisa wisuda bareng. Sedih tahu, waktu denger kamu sama Mbak Tika janjian wisuda bareng. Hehehe. Waktu kita semester 4, kamu daftar student exchange ke Jepang dan alhamdulillah keterima. Kamu akan menjalani student exchange selama 6 bulan ke Chuo University. Itu artinya kamu bakalan cuti 1 semester. Berarti kelulusanmu tertunda 1 semester. Sampai satu hari tiba-tiba gempa dan tsunami besar melanda Jepang, beberapa hari sebelum jadwal keberangkatanmu ke Jepang. Akhirnya keberangkatanmu ditunda 1 semester dan itu berarti cutimu jadi 2 semester. Dan itu berarti...kita bisa wisuda bareng. Hihihihi. Agak sedih juga sebenarnya karena Allah mengabulkan doaku dengan cara seperti itu.
Wisuda bareng :)

Maafin aku ya, Jeng....
Aku nggak pernah bisa beliin kado yang bagus tiap kamu ulang tahun. Kita sama-sama tahu bahwa kita termasuk mahasiswa yang uang sakunya tak seberapa dibandingkan teman-teman kita lainnya. Jangankan untuk membelikan kamu kado, buat beli makan enak aja mikirnya lamaaaaa banget. Tapi aku nggak habis akal, Jeng. Aku berusaha semampunya, membuat kado dari bahan-bahan seadanya supaya bisa memberikan sesuatu yang istimewa. Satu hari aku belajar merajut sampai jadi syal dan memberikan karya pertamaku buat kamu. Terharu rasanya waktu kamu bilang, “Makasih ya, Jeng. Syal buatanmu bermanfaat banget waktu musim dingin di Jepang.” Ya, aku ada untuk memelukmu, menghangatkanmu lewat syal itu. Aku ada untukmu meskipun kita terpisahkan jarak.
Kartu ucapan ulang tahun buatan tanganku

Maafin aku ya, Jeng....
Aku cuma bisa berkata “aamiin” waktu kamu bilang pengen kita tetanggaan pas tua nanti. Kamu bilang nanti kalau tua mau tinggal di Jogja atau Malang. Kamu beruntung sudah lebih dulu menemukan pasanganmu, bisa membuat rencana bersama untuk masa depan. Nah aku? Hahaha. Boro-boro mikir mau menghabiskan masa tua di mana, sama siapa juga belum jelas. :D Semoga Allah meridai ya.

Maafin aku ya, Jeng....
Mungkin aku nggak bisa berbuat banyak untuk kamu. Terima kasih karena kamu memanggilku my little angel. Terima kasih karena kamu mau bertahan bersahabat denganku. Terima kasih karena kamu sudah melibatkanku dalam momen-momen besar dalam hidupmu. Aku memang bukan sahabat yang sempurna, tapi aku akan berusaha selalu ada dan mengusahakan yang aku bisa. Selamat ulang tahun yang ke-26 ya, Jeng.... I can give you nothing, but a prayer. May Allah always bless you and answers your prays with beautiful ways. ^_^

With love,

Jeng Pinkerz 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSA (Perawatan Saluran Akar) (Bagian 3): Cetak Gigi dan Pasang Onlay

Cerita Gigi Bungsu Si Anak Bungsu (Bagian 2): Sakitnya Dikit, Malunya yang Nggak Ketulungan

[Review Kumpulan Cerpen] Parmin: Kebahagiaan dalam Segelas Es Krim yang Mencair