Sajak Es Krim

di sebuah kamar bercahaya minim
kumulai surat ini dengan salam takzim

meski aku bukan manusia alim
mulutku sering mencerca layaknya hakim
aku tetap punya rasa layaknya makhluk pemilik rahim

bukan batik dan kebaya encim
atau hadiah lain yang kau kirim
yang aku ingin
mungkin di satu sore yang hening,
kita bisa duduk mengobrol intim
sambil menikmati suap demi suap es krim


Yogyakarta, 3 Januari 2017





Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSA (Perawatan Saluran Akar) (Bagian 3): Cetak Gigi dan Pasang Onlay

Cerita Gigi Bungsu Si Anak Bungsu (Bagian 2): Sakitnya Dikit, Malunya yang Nggak Ketulungan

[Review Kumpulan Cerpen] Parmin: Kebahagiaan dalam Segelas Es Krim yang Mencair