Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

[Review Kumpulan Cerpen] Parmin: Kebahagiaan dalam Segelas Es Krim yang Mencair

Gambar
Judul: Parmin Penulis: Jujur Prananto Penerbit: Kompas Cetakan: Pertama, 2002 Jumlah halaman: 160 hlm. Daftar judul cerpen: 1.       Sang Pahlawan 2.       Nasib Seorang Pendengar Setia 3.       Luka 4.       Perjalanan Dua Pencari Alamat 5.       Perjalanan Terpanjang 6.       Bahasa Inggris 7.       Parmin 8.       Seorang Ayah dan Anak Gadisnya 9.       Ibu Memintaku Segera Pulang 10.   Wabah 11.   Ibu Senang Duduk Depan Warung 12.   Dua Pemerkosa 13.   Helm 14.   Paduan Suara 15.   Reuni 16.   Peran-Peran Semu Kumpulan cerpen Parmin ini karya salah satu penulis cerpen favorit saya, Pak Jujur Prananto. Saya berburu buku ini gara-gara saat mengikuti workshop beliau, saya sangat terkesan dengan cerita beliau tentang proses kreatif menulis cerpen “Parmin”dan “Ibu Senang Duduk Depan Warung”. Proses kreatif penulisan cerpen yang lain dapat dibaca pada bagian (semacam) kata pengantar yang diberi judul  “Setelah Es Krim Itu Melele

Piutang Tak Tertagih

Gambar
“Bagus ya, Mas?” kataku sambil menunjukkan foto sebuah kebaya di akun Instagram salah satu perancang busana terkenal di negeri ini. Mas Guntur melirikku sesaat, lalu tersenyum dan mengangguk, seolah berkata setuju. Perhatiannya kembali lagi ke buku catatan yang ditaruhnya di atas meja di warung makan langganan kami itu. Catatan itu berisi rancangan anggaran pesta pernikahan kami. Pesta. Mungkin lebih tepatnya syukuran karena rencananya yang kami undang hanya kerabat dekat, teman-teman dekat, dan beberapa rekan kerja. Tak bisa kumungkiri bahwa sebenarnya aku juga memimpikan pernikahan seperti teman-temanku. Diadakan di tempat yang indah dan mewah, menggunakan jasa wedding organizer sehingga tak perlu lari sana-sini mengatur semuanya, dekorasinya cantik, setiap detailnya diabadikan dengan apik oleh fotografer andal dan mengundang decak kagum ketika diunggah ke akun media sosial. “Yang penting sah dan berkah,” kata kami kepada orangtua masing-masing. Adalah hal yang jauh dari

[Novel] Amba: Kutukan Mahabharata dan Tragedi 1965 dalam Cerita Cinta

Gambar
Judul: Amba Penulis: Laksmi Pamuntjak Penerbit: Gramedia Tahun terbit: Juni 2015 (cetakan kelima edisi baru) ISBN: 978-979-22-9984-7 Saya begitu ingin membaca novel Amba sejak penulisnya, Laksmi Pamuntjak mendapatkan penghargaan The LiBeraturpreis, Jerman yang diberikan dalam acara Frankfrut Book Fair. Novel ini telah diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Question of Red dan dalam bahasa Jerman dengan judul Alle Farben Rot . Begitu membaca sinopsisnya dan ternyata mengangkat tema yang cukup besar dan sensitif dalam sejarah Indonesia, yaitu sekitar peristiwa 30 September 1965, saya semakin penasaran. Sampai akhirnya seorang teman menghadihkan novel ini kepada saya (atas permintaan saya juga sih, sebagai barteran karena saya make up dia di acara sumpah dokter hehehehehe). Terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. Dzerlina Syanaiscara Rahari yang sudah bersedia saya “palak” 😃 . Amba ingin melawan mitos atas namanya. Dia bukan Amba dalam pewayangan, pere