Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Surat buat Bapak: Terima Kasih Sudah Menemani Langkahku Sejauh Ini

Gambar
Untuk Bapak.... Beberapa waktu lalu, tepatnya saat Lebaran 2015, kita bertiga (aku, Bapak, dan Ibu) duduk-duduk di ruang tamu selepas makan malam. Aku melihat foto wisudaku yang terpasang di dinding kayu rumah kita dan tiba-tiba aku berkata, “Mau pasang foto di ruang tamu aja mesti susah payah empat tahun ya. Seandainya aku nggak kuliah, mungkin nggak ada foto di ruang tamu ya.” “Ada foto, tapi foto lain,” kata Ibu. “Kok kita dulu nekat banget ya? Nggak punya uang, tapi ngotot kuliah. Punya motor cuma satu, eh dijual juga. Nah itu tetangga-tetangga kita punya sapi banyak, tanah luas, anaknya cuma sampai SMP, mentok-mentok SMA,” kataku. “Kan pengen anaknya pinter,” kata Bapak. Aih! Jadi, menurut Bapak, aku ini bodoh? L “Nyatanya kita bisa melewati semua sama-sama,” kata Ibu. “Kalau kamu nggak kuliah, mungkin nggak pernah tahu gedung yang namanya Grha Sabha Pramana. Hehehehe,” kata Bapak dengan nada bercanda. Ya, bercanda memang aktivitas yang kita lakukan sekeluarga ketika sedang ...

Senandung Ibu (dari Ibu untuk Kita)

Gambar
Beberapa waktu lalu saya iseng membuka-buka catatan lama di akun Facebook dan menemukan sebuah puisi berjudul “Senandung Ibu (dari Ibu untuk Kita)”. Saya pun mencoba mengingat-ingat peristiwa yang melatarbelakangi saya menulis puisi ini. Dengan melihat tanggal posting -nya, saya ingat bahwa puisi ini saya tulis di sela-sela “kehebohan” menulis skripsi. Berkutat dengan topik mengenai komunikasi orang dewasa dan anak-anak, ada banyak hikmah yang saya dapatkan. Yang paling utama ialah saya sadar bahwa kasih sayang orangtua, terutama ibu sangatlah besar karena ibu adalah guru pertama bagi seorang anak. Ibu adalah guru yang pertama mengajarkan hal-hal mendasar dalam kehidupan seseorang, seperti berbicara, berjalan, makan, bersikap. Dengan merenungkan semua itu, terpikirlah untuk menuliskan sebuah puisi yang saya dedikasikan untuk semua ibu hebat dunia. J Senandung Ibu (dari Ibu untuk Kita) Tidurlah anakku, Lihatlah si bulan merah jambu bersembunyi di awan kelabu karena air ...