Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

[Novel] Hujan Bulan Juni: Karena Hujan Selalu Membawa Cerita

Gambar
Judul: Hujan Bulan Juni Penulis: Sapardi Djoko Damono Penerbit: Gramedia Tahun terbit: Desember 2015 (cetakan ke-6) ISBN: 978-602-03-1843-1 Jumlah halaman: 135 hlm. Saya “berkenalan” dengan Sapardi Djoko Damono (SDD) saat duduk di kelas X SMA lewat baris puisinya yang melegenda “aku ingin mencintaimu dengan sederhana”. Agaknya kata sederhana yang diungkapkan penyair yang gemar menyisipkan kata hujan dalam puisinya ini mengandung paradoks. Nyatanya dalam acara peluncuran novel Hujan Bulan Juni , SDD justru menyatakan bahwa permasalahan dalam kehidupan manusia yang paling dahsyat adalah masalah kasih sayang. Hal ini direkam oleh semua sastrawan, karya sastra pasti mengandung masalah ini. Kebudayaan sesungguhnya didasari oleh komunikasi dan komunikasi yang paling dahsyat adalah komunikasi antara laki-laki dan perempuan. Setiap orang pasti punya kisah yang unik dalam kehidupan cintanya. Eh, tapi jangan tanya kisah cinta saya seperti apa ya. Ceritanya membosankan dan t...

Benjolan di Payudara (Bagian 3): Opname dan Eksisi FAM (Fibroadenoma Mammae)

Gambar
Senin, 14 September 2015: Beneran Mau Opname Ini? Hari itu akhirnya datang juga. Hari ketika saya akan menjalani opname yang pertama dalam hidup saya (setelah menjalani pemeriksaan dan dokter menyatakannya sebagai FAM ). Hari itu saya mulai tidak masuk kantor untuk bersiap-siap. Orangtua saya akan datang siang harinya. Saya pun menjalani aktivitas seperti biasanya. Pagi-pagi sudah buka laundry pribadi alias cuci baju dan menyeterika serta menyiapkan baju dan barang-barang lain untuk dibawa ke rumah sakit. Masih sempat luluran, maskeran wajah, dan masker rambut. Hehehehe. Besok-besok belum tentu sempat maskeran, cuci muka aja udah alhamdulillah. Masih sempat berbelanja ke toko swalayan dekat kos untuk membeli beberapa makanan kecil. Pukul 12.30 saya menelepon ke Rumah Sakit Panti Rapih, bertanya apakah ruang perawatan saya sudah siap. Kata petugasnya belum. Saya diminta menelepon lagi pukul 14.00. Ya sudah, ditinggal tidur dulu. Pukul 14.20 saya menelepon lagi. Kata petugasnya suda...